JAKARTA – Sejarah hari ini, tujuh tahun yang lalu, 6 April 2018, Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) membela Kepala RSPAD Gatot Subroto, Terawan Agus Putranto yang kena sanksi pecat sementara dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). JK menegaskan metode cuci otak Terawan telah membantu banyak orang, utamanya ia sendiri. Ia mendukung penuh metode cuci otak.
Sebelumnya, keputusan IDI pecat sementara Terawan dari keanggotaan bawa polemik. Metode cuci otak Terawan jadi muaranya. Metode itu dianggap tanpa penelitian yang jelas. IDI pun ramai-ramai dikecam.
Terawan bukan orang baru dalam dunia medis Indonesia. Ia adalah sosok yang pernah menggelorakan metode cuci otak – brain spa. Metode itu dianggap ampuh dalam menyembuhkan kelumpuhan. Inovasi radiologi itu mulanya diperkenalkan pada 2004.
Peminatnya muncul dari berbagai macam kalangan, dari pejabat hingga pengusaha. Metode cuci otak terawan kian kesohor pada 2010. Pasiennya bejibun. Peminatnya kian meningkat seiring klaim kelumpuhan berhasil diatasi oleh cuci otak.
Masalah muncul. IDI justru mencium metode Terawan dapat berbahaya karena tak sesuai pedoman yang sudah teruji. Metodenya dianggap tanpa penelitian yang jelas. Narasi itu membuat metode cuci otak Terawan diragukan dapat menyebutkan kelumpuhan atau stroke.
BACA JUGA:
Terawan pun kena sanksi pecat sementara dari IDI selama 12 bulan pada awal April 2018. Ia dianggap telah melakukan pelanggaran kode etik kedokteran. Antara lain dari klaim berlebihan hingga mematok bayaran tinggi kepada metode cuci otak yang belum jelas secara ilmiah.
Terawan pun angkat bicara. Ia menganggap metodenya sudah teruji secara ilmiah. Metode itu telah hadir dalam disertasinya untuk meraih gelar doktor dari Universitas Hasanuddin. Ia pun menganggap angin saja pemberhentian sementara.
"Jadi kalau itu diuji secara ilmiah sudah dilakukan melalui disertasi, dan disertasi sebuah universitas yang cukup terpandang menurut saya adalah hal yang harus dihargai. Saya tidak menanggapi itu karena saya tidak dapat suratnya (surat sanksi IDI). Saya harus dapat suratnya baru bisa mengomentari," ungkap Terawan sebagaimana dikutip laman CNN Indonesia, 4 April 2018.
Berita sanksi IDI kepada Terawan jadi polemik. IDI kemudian dikecam banyak pihak. IDI diminta harusnya mendukung penuh inovasi yang ditawarkan Terawan. Bukan malah langsung menjatuhkan Terawan dengan memberikan sanksi.
Dukungan kepada Terawan pun muncul dari mana-mana. Wakil Presiden, JK jadi yang terdepan mendukung metode cuci otak Terawan pada 6 April 2018. Ia menegaskan metode cuci otak Terawan banyak manfaatnya. Hasilnya bisa dirasakan banyak orang.

JK bahkan mengklaim bahwa sekelas menteri saja banyak yang berhasil dirawat Terawan. JK pun mengaku dirinya jadi salah satu pasien Terawan. JK lalu meminta IDI untuk segera mengkaji ulang keputusannya memberi sanksi Terawan.
"Ya tadi kami rapat kabinet, terbatas, ada 10 menteri. Saya tanya, ada berapa yang dirawat dr Terawan? Dan dari 10 (menteri) itu ada enam, termasuk saya.”
"Saya kira lebih banyak sekali orang yang mendapat manfaat. Pak Try (Sutrisno) itu termasuk orang yang dibantu tepat waktu oleh Pak Terawan," ujar JK sebagaimana dikutip laman ANTARA, 6 April 2018.