JAKARTA - Menjaga kesehatan vagina adalah bagian penting dari perawatan diri wanita. Meski vagina memiliki kemampuan membersihkan diri secara alami, bukan berarti mengabaikan kebersihan dan perawatannya.
Sayangnya, masih banyak wanita yang tanpa sadar melakukan kebiasaan yang justru membahayakan organ intim ini.
Dr. Pratima Thamke, spesialis kebidanan dan kandungan di Rumah Sakit Motherhood, Pune mengatakan douching atau menyemprotkan cairan ke dalam vagina untuk membersihkan, sebenarnya bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik di dalamnya.
“Kalian pikir sedang membersihkannya, tapi sebenarnya kalian merusak keseimbangan bioma vagina dengan membunuh bakteri baik,” jelas Dr. Pratima Thamke, seperti dilansir dari laman Healthshot.
Berikut ini adalah 7 kesalahan umum yang perlu dihindari demi menjaga kesehatan vagina.
1. Menyentuh Vagina dengan Tangan Kotor
Cuci tangan sebelum menyentuh area kewanitaan. Tangan kotor bisa membawa bakteri dan virus yang bisa merusak flora vagina. Bahkan jika Anda menggunakan loofah saat mandi, pastikan loofah tersebut bersih sebelum digunakan di area vagina.
2. Tidak Buang Air Kecil Setelah Berhubungan Seks
Dr. Thamke mengatakan buang air kecil setelah berhubungan seks bisa mengurangi risiko terkena infeksi saluran kemih (ISK), sekaligus membersihkan bakteri yang mungkin tertinggal di vagina.
"Sperma itu bersifat basa, dan bisa mengubah mekanisme perlindungan alami vagina. Karena itu, disarankan untuk buang air kecil setelah berhubungan seks dan bersihkan dengan lembut," jelasnya.
3. Terlalu Banyak Konsumsi Gula
Terlalu banyak konsumsi gula, terutama yang tidak diproses, bisa memicu infeksi jamur di vagina.
"Gula yang tidak diproses adalah musuh kesehatan vagina karena bisa memicu infeksi jamur. Jika kamu menderita diabetes, kamu harus lebih waspada,”kata Dr. Thamke.
4. Memakai Celana Dalam Berbahan Sintesis
Dr. Thamke mengatakan celana dalam berbahan sintetis terlihat menarik, tapi sayangnya bahan ini tidak menyerap keringat dengan baik. Keringat bisa menyebabkan infeksi jamur. Celana dalam yang ketat juga tidak dianjurkan karena membuat keringat sulit mengering.
"Gunakan celana dalam berbahan katun, terutama saat musim panas. Jika kamu banyak berkeringat, jangan gunakan bedak tabur biasa yang tidak mengandung obat di area vagina karena bisa meningkatkan risiko infeksi," bebernya.
BACA JUGA:
5. Menggunakan Produk Berpewangi di Area Kewanitaan
Sabun wangi, semprotan, atau pantyliner berpewangi bisa mengganggu pH alami vagina dan memicu infeksi seperti klamidia.
"Sabun atau semprotan yang wangi bisa mengganggu keseimbangan pH vagina dan menyebabkan infeksi seperti klamidia,” tutur Dr. Thamke.
6. Teknik Membersihkan yang Salah
Saat mencuci area kewanitaan, selalu bersihkan dari depan ke belakang, yaitu dari vagina ke anus. Dr. Thamke mengungkapkan membersihkan dari arah sebaliknya bisa memindahkan bakteri dari anus ke vagina. Hal itu bisa menyebabkan infeksi.
7. Jarang Mengganti Pembalut, Tampon, atau Menstrual Cup
Pembalut, tampon, dan menstrual cup harus diganti secara berkala. Jangan menunggu hingga penuh karena darah menstruasi yang terlalu lama menempel bisa memicu iritasi dan infeksi.
"Jangan tunggu sampai pembalut atau tampon penuh darah menstruasi karena bisa menimbulkan gatal dan infeksi. Jika kamu mengalami haid deras, gantilah pembalut setiap 4 jam. Jika haid ringan, ganti setiap 6 jam. Untuk tampon, pastikan ganti setiap 4 jam. Jika menggunakan menstrual cup, pastikan bersih sebelum dipasang agar tidak menyebabkan infeksi." jelas Dr. Thamke.