Bagikan:

JAKARTA - Miliarder AS Elon Musk berharap akan melihat kebebasan penuh dalam perdagangan antara Amerika Serikat dan Eropa di masa depan.

Elon Musk berbicara beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif pada mitra dagang. Musk, penasihat Trump yang berupaya untuk menghilangkan pemborosan pengeluaran publik AS, berbicara melalui telekonferensi pada kongres di Florence dari Partai Liga sayap kanan Italia yang ikut berkuasa.

"Pada akhirnya, saya berharap disepakati, baik Eropa maupun Amerika Serikat harus bergerak secara ideal, menurut pandangan saya, ke situasi tarif nol, yang secara efektif menciptakan zona perdagangan bebas antara Eropa dan Amerika Utara," kata Musk dilansir Reuters, Minggu, 6 April.

Berdasarkan rencana Trump yang diumumkan pada Rabu, Italia, yang memiliki surplus perdagangan besar dengan Amerika Serikat, akan dikenakan tarif umum sebesar 20% bersama dengan negara-negara Uni Eropa lainnya.

Dalam wawancara dengan pemimpin Liga Matteo Salvini, Musk, yang berulang kali menyatakan dukungannya terhadap partai-partai sayap kanan di seluruh Eropa, mengatakan dirina juga berharap untuk melihat kebebasan bergerak yang lebih besar antara Eropa dan Amerika Serikat.

"Jika orang ingin bekerja di Eropa atau ingin bekerja di Amerika Utara, menurut saya mereka seharusnya diizinkan melakukannya," kata Musk.

“Ini sudah pasti menjadi saran saya kepada presiden,” imbuhnya.

Musk yang sebelumnya dekat dengan Perdana Menteri sayap kanan Italia Giorgia Meloni dan partainya Brothers of Italy, juga menyatakan dukungannya terhadap Liga Salvini.

Kedua kelompok tersebut memiliki agenda sayap kanan yang keras berdasarkan hukum dan ketertiban, pemotongan pajak, dan penindakan terhadap imigrasi ilegal.

Menteri Ekonomi Italia Giancarlo Giorgetti, yang berasal dari Liga, mengatakan pemerintah menginginkan "deeskalasi" dengan AS setelah pengumuman tarif Trump, dan memperingatkan agar tidak mengenakan tarif pembalasan.

Musk bulan lalu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Salvini setelah kepala Liga mengatakan Italia harus memilih perusahaan Starlink miliknya untuk memperoleh sistem komunikasi satelit.